Humanisme dan Humaniora

Deskripsi

Humanisme? Apa yang masih tersisa dari isu yang telah silam ini? Memang, bicara ihwal Humanisme kini terdengar anakronistik, kadaluwarsa, ketinggalan zaman. Dalam kerangka pikir postmodern hari ini, humanisme dianggap bagian dari megaproyek modernisasi yang, kendati awalnya berambisi besar meniupkan gelombang humanisasi, dalam perkembangannya toh berakhir dengan proses de-humanisasi yang parah dan berskala global. Maka orang pun berramai-ramai melancarkan serangan dari berbagai sisi terhadapnya.

Yang aneh adalah, jika kita amati lebih cermat, berbagai serangan terhadap Humanisme itu umumnya secara implisit mengandung asumsi-asumsi dasar yang sebetulnya bersifat "humanistik" juga. Dari sana terlihat bahwa sebagai asumsi dasar umum, agaknya humanisme adalah semacam premis tak terelakkan dari humanitas itu sendiri, keniscayaan kodrati yang tak pernah mati, artikulasi dasar kesadaran harga diri. Dan premis itu akan senantiasa muncul kembali terutama di saat-saat kemanusiaan sedang dikebiri atau dalam situasi serba tak pasti akibat masa transisi, seperti di Indonesia saat ini.

Buku ini adalah upaya pelacakan kembali gerakan humanisme dari akar awalnya, lantas mencoba melukiskan ambiguitas perkembangannya dan akhirnya mendudukkan di mana humanisme masih relevan, terutama dalam kaitannya dengan pendidikan bagi masa depan. Pembahasannya sendiri mencakup dari humanisme Yunani klasik dan Abad Pertengahan, Renaisans, Sekuler, Ateistik, Teistik, lalu dilanjutkan dengan pembahasan humanisme dan agama, dan apakah humanisme merupakan agama alternatif, dan kemudian anti-humanisme, serta humanisme dan peradaban global, reformulasi praksis pendidikan lalu ditutup dengan humanisme dan pendidikan bagi masa depan. [ ]